Jumat, 02 Desember 2011

BELANJA TANPA KANTONG PLASTIK


Menggunakan kantong plastik menjadi hal jamak di negeri ini. Belanja di pasar tradisional yang becek, mencari kebutuhan harian di toko-toko kelontong pinggir jalan, sampai berbelanja di supermarket nan megah, kantong plastik setia menyertai. Ya, kantong plastik sudah menjadi ‘kebutuhan pokok’ – baik oleh produsen maupun konsumen – penenteng barang belanjaan. Selain karena sifatnya yang praktis, kantong plastik juga berkesan murah meriah. Dengan kata lain pedagang/produsen tidak harus merogoh kocek terlalu dalam untuk menyediakan kantong jenis ini. Merekapun  bisa memberikan kantong ini secara cuma-cuma pada konsumen tanpa dibebani biaya tambahan sebagai bagian dari pelayanan.
Dengan maraknya penggunaan kantong plastik, tidak mengherankan jika dalam satu hari saja dunia ini bisa menghasilkan sampah plastik dalam jumlah yang sangat fantastis. Disinyalir ada sekitar 1 trilyun kantong plastik yang digunakan oleh masyarakat seluruh dunia dalam satu tahunnya. Dari angka tersebut, setiap individu rata-rata menyumbang sekitar 170 kantong plastik pertahun. Jumlah yang cukup besar tentunya untuk membungkus sebuah kota dengan plastik.
Kantong plastik sebagian besar terbuat dari polyethene (PE), suatu bahan thermoplastic yang tidak mudah terurai oleh alam. Sampah kantong dari jenis ini baru dapat terurai secara sempurna setelah terendap di alam selama kurun waktu 500 – 1000 tahun. Hanya sekitar 1% kantong plastik bekas yang dapat didaur ulang, terutama karena sulitnya memilah berbagai jenis plastik yang digunakan dan tak sebandingnya biaya daur ulang dengan harga jualnya, sehingga hampir semua kantong plastik dipastikan terbuang menjadi sampah.
Selama kurun waktu tersebut, ketika sampah kantong plastik mengendap di tanah, terapung-apung di air, maka berandil besar dalam perusakan lingkungan, menghambat peresapan air, mengurangi kesuburan tanah, menyebabkan terjadinya banjir dan menyumbang percepatan pemanasan global.
Mengurangi Kantong Plastik.
Menggunakan kantong plastik, memang tidak dilarang. Namun berusaha mengurangi penggunaan yang berlebihan agaknya perlu mendapatkan dukungan. Betapa selama ini penggunaan kantong plastik sering berlebihan hanya dalam sekali tempo belanja. Selain tidak ekonomis, juga memberi sumbangan pada besarnya sampah plastik di bumi ini.
Di negara-negara maju, penggunaan kantong plastik pada toko dan supermarket mulai dibatasi dan digantikan dengan kantong kain. Eropa, Amerika, dan sebagian Asia, pusat perbelanjaan mereka sudah menerapakan prinsip no plastic bag give away.  Ritel besar di negara tersebut sudah memiliki kebijakan tertentu sehubungan dengan meminimalisir penggunaan kantong plastik. Di Inggris misalnya, konsumen harus membayar sekian sen untuk menebus tas plastik sebagai tempat membawa barang belanjaan, sebaliknya bila membawa tas sendiri, konsumen mendapatkan bonus potongan harga sekian persen dari jumlah yang harus dibayar. Begitu juga yang terjadi di Belanda.
Di San Francisco (AS), toko dan supermarket yang masih menyediakan kantong plastik akan dikenakan denda $100 atau sekitar Rp 1 juta (kurs US$ 1 = Rp 10.000) untuk pelanggaran pertama kali. Denda tersebut akan meningkat menjadi $200 pada pelanggaran berikutnya. Bahkan untuk pelanggaran yang ketiga kalinya akan dikenai denda sebesar $500.
Sedangkan cara yang dilakukan oleh toko-toko/supermarket di Australia guna meminimalisir penggunaan kantong plastik adalah dengan ‘menjual’  tas belanja dari kain dengan harga yang sangat murah dan bisa dipakai berkali-kali. Bahkan di Perancis, supermarket “memaksa” konsumennya untuk membeli tas kain ramah lingkungan.
Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menyiasati hal ini. Masyarakat kita mengenal pembungkus dari bermacam daun dan mengenakan tas belanja berbahan alami. Seperti tas belanja dari jerami, rotan, pelepah pohon pisang dan lain-lain. Di beberapa tempat, seperti pasar tradisional, ketika konsumen membeli dalam jumlah banyak, penggunaan kardus sebagai tempat belanja menjadi hal yang lazim. Selain lebih mudah didaur ulang oleh alam, menggunakan kardus juga terlihat lebih eye catching.
Bahkan beberapa ritel modern atau supermarket terkemuka juga sudah menyediakan kantong kain untuk menggantikan kantong plastik. Meski tidak diberikan secara gratis, kantong kain ini bisa digunakan berkali-kali dan berharga murah.
Kepedulian semua pihak.
Sayangnya, di Indonesia belum semua toko atau supermarket memberikan kebijakan sejenis. Dan tidak semua konsumen juga yang dapat menerima pengertian seperti ini. Meminimalisir penggunaan kantong plastik, diperlukan kepedulian semua pihak.
Konsumen dapat memberikan kontribusinya dengan membawa tas/kantong sendiri ketika hendak berbelanja. Di pasar tradisional hal ini bisa saja dilaksanakan seperti yang pernah dilakukan orang-orang tua dulu, sedangkan bila di supermarket atau ritel modern, memang akan menjadi hal yang kurang lazim. Namun untuk kepedulian lingkungan tidak ada salahnya, paling tidak konsumen dapat menolak penggunaan kantong plastik secara berlebihan.
Sedangkan pihak produsen, seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa supermarket ternama di Indonesia, dengan menyediakan kantong kain murah yang dapat dipakai berkali-kali. Kebijakan manajemen dengan menawarkan pilihan kemasan pada konsumen untuk menggunakan kardus karton akan turut meminimalisir penggunaan kantong plastik.
Menyelamatkan bumi dari sampah plastik menjadi tanggung jawab semua. Menggunakan kantong plastik memang bukan barang haram, namun kepedulian semua pihak untuk meminimalisir penggunaannya akan sangat membantu dalam menghambat pemanasan global yang sekarang ini banyak dibicarakan.


POLUSI UDARA DAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN




Dampak yang muncul dari kemacetan di Jakarta, tidak hanya menimbulkan pencemaran udara yang buruk, tapi juga merugikan secara ekonomi. Kemacetan diprediksi kedepannya akan semakin menjadi-jadi. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan mencapai 10-11 persen pertahun, sedangkan penambahan jalan tidak sampai 1 persen. Berbagai sumber kajian menyebutkan, potensi kehilangan nilai ekonomi dari bahan bakar akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta mencapai Rp 11 triliun pertahun. Dari jumlah tersebut, Rp 1,8 triliun adalah hilangnya ekonomi akibat polusi dan emisi pencemaran udara.
Polusi udara juga memberikan dampak kesehatan yang membahayakan. Data sebuah penelitian menemukan, dalam 2 dekade, infeksi saluran pernafasan dan penyakit pernafasan menjadi penyakit nomor 1 diantara 10 penyakit yang menjangkiti warga kota-kota besar, termasuk Jakarta. Empatpuluh enam persen penyakit pernafasan memiliki korelasi dengan pencemaran udara (ISPA, asthmatic, iritasi mata). Tigapuluh dua persen angka mortalitas diprediksi terkait dengan pencemaran udara (cardiovascular disease, pneumonia).
Sektor transportasi memberikan kontribusi pada polusi udara sekitar 60–80 persen, diikuti sektor industri dan rumah tangga. Transoprtasi juga menjadi pelahap bahan bakar terbesar mencapai 56 persen, diikuti sektor industri yang menghabiskan 18 persen. Masih digunakannya bahan bakar minyak pada sebagian besar kendaraan disinyalir menjadi penyebab tingginya polusi udara. Disamping itu, penggunaan bahan bakar ini berpotensi menguras sumber alam yang makin menipis.
Data menunjukkan bahwa minyak bumi akan tersedot habis dalam 30-40 tahun kedepan. Cadangan minyak Indonesia tinggal sekitar 9 milliar barel, sementara konsumsi kita 0,45 milliar barel pertahun. Jika dikalkulasi maka minyak bumi Indonesia akan ludes dalam waktu 18-20 tahun dari sekarang. Sejak Maret 2005, Indonesia juga telah tercatat sebagai net importir minyak bumi. Artinya, pasokan minyak yang dikonsumsi masyarakat sebagian didatangkan dari negara lain. Sungguh memprihatinkan ketika minyak yang dibeli dengan harga tinggi dan dijual di pasaran dalam negeri dengan harga lebih rendah menggunakan pola subsidi ternyata salah arah, dimana 60 persen dinikmati oleh mereka yang memiliki mobil mewah.
Kenyataan yang sama nampaknya akan terulang pada cadangan gas bumi kita. Keengganan pemerintah mengurangi ekspor gas kebeberapa negara menjadi indikasinya. Sementara pasokan untuk kebutuhan dalam negeri dinyatakan tidak cukup. Sehingga Indonesia diperkirakan akan lebih cepat lagi menjadi pengimpor bahan bakar gas.
Ramah Lingkungan
Sebagai bahan bakar alternatif yang rendah polusi, sungguh disayangkan jika kebijakan pemanfaatan gas untuk transportasi, belum berhasil diterapkan dengan baik. Selain berdampak pada hilangnya keuntungan secara ekonomi, juga menimbulkan kesulitan bagi para pihak yang telah berkomitmen mendukung program ini misalnya operator angkutan umum (baik itu Busway, Mikrolet, Taksi, Bajaj) juga para pemilik kendaraan pribadi, di mana mereka kesulitan memperoleh pasokan gas dengan kualitas dan jumlah yang memadai. Padahal pemanfaatan bahan bakar gas terbukti mampu menekan tingkat pencemaran udara, yang tentunya sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 26 persen.
Tantangan pemanfataan bahan bakar gas untuk transportasi menjadi semakin besar, kendati semenjak awal digulirkan pada 1987 pernah mencapai puncak pada tahun 1999- 2001. Awal keberadaaan, penggunaan BBG di Jakarta hanya pada 300 kendaraan jenis taksi, yang terus mengalami peningkatan hingga mencapai puncaknya tahun 2000 dengan jumlah kendaraan mengonsumsi BBG/LPG sebanyak 6.633 buah. Jumlah tersebut meliputi 25 bus berbahan bakar gas, 1.693 kendaraan berbahan bakar LPG dan sisanya kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas.
Namun, kemudian berangsur-angsur total konsumsi ini menurun. Tahun 2005, penggunaan BBG/LPG terhadap kendaraan mengalami penurunan hingga tinggal 2.500 saja. Hal ini antara lain diakibatkan; 1. kegagalan dalam mempertahankan harga bahan bakar gas pada level maksimum 55 persen dari harga bensin, 2. keterbatasan jaringan distribusi gas bumi serta kontinuitas pada instalasi konversi kit, 3. investasi dan biaya operasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dianggap masih lebih mahal dan margin bagi pengusaha belum menarik, 4. kegagalan dalam memperbaiki kualitas bahan bakar gas, terutama pada kandungan air. 5. kontinuitas pasokan tidak memenuhi syarat minimal; 6 .opini masyarakat bahwa penggunaan BBG untuk transportasi memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan BBM.
Tentu dengan keadaan seperti ini, pemanfaat BBG/LPG untuk transportasi demi mengurangi kadar polusi perlu penanganan lebih serius. Reformasi regulasi yang mengatur bahan bakar ramah lingkungan yang disesuaikan dengan target penurunan efek rumah kaca, mendesak dilakukan. Kebijakan diharapkan dapat mendorong kemudahan bagi pemain dibidang industri dan konsumen secara umum untuk memanfaatkan energi yang ramah lingkungan.


 SUMBER http://www.ylki.or.id/polusi-udara-dan-energi-ramah-lingkungan.html

Akibat Polusi Dua Juta Orang Tewas Per Tahun

Ein CO2

Kualitas udara di kawasan pemukiman padat di dunia amat mengerikan. Sekitar dua juta orang meninggal setiap tahun akibat udara yang tercemar. Demikian menurut hasil studi WHO.

 
Statistik Badan Kesehatan Dunia dari tahun 2008 memperkirakan 1,3 juta penduduk kota meninggal lebih dini akibat polusi udara. Seandainya peraturan ketat WHO mengenai ambang batas kadar udara bersih diterapkan, hampir 1,1 juta kematian dapat dihindari. Emisi dari pabrik dan pembangkit energi, polusi gas dari mobil, dapur yang dipanaskan dengan batu bara atau kayu, sampah-sampah yang menggunung adalah sumber terbesar partikel debu dan asap.
Sejak beberapa tahun WHO sudah mengeluarkan acuan batasan polusi udara bagi kota-kota besar. Namun acuan ini jarang dipenuhi di seluruh dunia. Yakni batas maksimal rata-rata 20 mikrogram partikel per kubik meter udara per tahun. Di banyak kota kadar partikel bahkan mencapai lebih dari 300 mikrogram per kubik meter.
Polusi udara di IranPolusi udara di IranMenurut hasil studi Badan Kesehatan Dunia WHO yang dipublikasikan bulan lalu di Jenewa, pada daftar teratas kota metropolitan dengan udara terburuk adalah kota-kota di Iran, Pakistan dan India. Juga ibukota Mongolia memperoleh nilai buruk. Yang paling bersih adalah udara di kota-kota di kawasan Kanada dan Amerika Serikat, yang tidak begitu padat  penduduk dan mendapat tiupan angin yang menguntungkan.Kota dengan udara terbersih di dunia menurut ranking WHO adalah Whitehorse di Kanada dengan tiga mikrogram partikel per meter kubik udara.
Tingkat Polusi Medan Lampaui Jakarta
Di Indonesia  Medan adalah kota dengan polusi  tertinggi dengan kadar 111 mikrogram per meter kubik, dan  menempati ranking ke-59 kota dengan cemaran udara tertinggi dalam studi WHO. Empat kota Indonesia lainnya dengan kadar polusi udara tinggi menurut studi WHO adalah Surabaya, Bandung, Jakarta dan Pekanbaru.
Jerman yang merupakan negara industri berusaha mengantisipasi fenomena industrialisasi dengan meningkatkan kesadaran lingkungan. Meski demikian, masih ada kota-kota di Jerman yang melampaui batasan kadar udara bersih yang ditetapkan badan kesehatan dunia WHO.Dresden misalnya merupakan kota di Jerman dengan polusi udara terburuk. Tahun 2008 kota di Dresden terukur kandungan rata-rata 31 mikrogram partikel per meter kubik udara.
Musim panas di kota Musim panas di kota "Volkswagen" WolfsburgDari 59 kota di Jerman yang menjadi objek studi WHO, kota dengan udara terbersih di Jerman adalah Wolfsburg. Kota lokasi pabrik mobil Volkswagen itu menempati ranking ke-327 WHO dengan rata-rata 17 mikrogram partikel per meter kubik di udara.
Secara keseluruhan Badan Kesehatan Dunia WHO melakukan studi kelaikan udara di 1100 kota dari 91 negara di dunia, kebanyakan data itu sudah berusia beberapa tahun. Patokan pengukuran dalam studi WHO tersebut adalah pencemaran udara terutama oleh partikel mikro dengan kandungan partikel 10 mikrogram  per kubik meter udara atau kurang. Partikel debu mikro dalam udara menurut Badan Kesehatan Dunia WHO memicu risiko penyakit pernafasan yang akut dan kronis. Misalnya penyakit radang paru-paru atau kanker paru-paru serta masalah sirkulasi darah dari jantung. 

DAFTAR KENDARAAN PENYEBAB POLUSI


1. Bajaj Roda Tiga Berbahan Bakar Bensin
Kendaraan ini lebih dikenal sebagai “kendaraan Tuhan” karena cuma sopir dan Tuhan saja yang tau kapan mau belok. Ini juga kendaraan no.1 yang paling dimusuhi pengendara sepeda motor (bikers). Asapnya luar biasa banyak kayak bakaran sampah. Belum lagi suara bisingnya kayak kaleng rombeng. Trus paling ngeselin kalo dia ngambil jalur motor, bakalan disemprot asap dah tuh motor yang dibelakangnya. Mau marah ama sopirnya kasian soale orang susah hihihi.

Saat ini sudah ada beberapa bajaj berbahan bakar gas yang ramah lingkungan. Sayang, jumlahnya masih terlalu sedikit dibanding bajaj bensin. Saya berharap Fauzi Bowo yang konon ahli dalam menangani jakarta membuktikan ucapannya untuk segera mengganti bajaj bensin dengan gas. Entah bagaimana caranya mungkin dengan cara disubsidi agar pemilik bajaj tidak berat dari sisi keuangan. Percuma dong duit Pemda banyak tapi gak buat nolong rakyat.

2. Yamaha RX-King : Dikenal sebagai motor jambret karena sering dipakai oleh penjahat. Mungkin inilah motor dengan “dosa” terbanyak : asapnya maknyus, suaranya berisik, sering dipake penjahat pula. Boleh dibilang tiap kali ketemu motor ini 95% pasti asepnya kayak bakaran sampah.

3. Yamaha F1ZR : Yamaha ternyata produsen motor paling hobi bikin polusi udara. Boleh dibilang tiap kali ketemu motor ini 95% pasti asepnya kayak bakaran sampah.

4. Suzuki Tornado GS : Untuk suzuki, motor tipe ini yang paling banyak mengeluarkan asap polusi.

6. Vespa : Untuk jenis motor ini masih cukup berimbang antara yang asapnya tebal dan bebas asap. Biasanya motor yang usianya sudah tua yang menimbulkan polusi. Tidak hanya polusi udara namun juga suara bising kerap ditimbulkan oleh motor vespa yang telah mengalami banyak modifikasi.

7. Isuzu Panther : Mobil ini punya slogan Pake Panther…. Pinter Pake Panther… Klenger. Kebanyakan panther yang polusi adalah keluaran lama. Tapi panther keluaran terbaru cukup sering juga saya melihatnya mengeluarkan asap tebal. Hemat sih hemat… tapi kalo merusak bumi buat apa toh?

8. Metro Mini, Kopaja, Bis Mayasari, Patas/PPD dan sejenisnya : angkot merupakan penyumbang terbesar polusi di Jakarta. Boleh dibilang 70% polusi di sumbang oleh angkot. Saya memprediksi 98% metromini dan kopaja saat ini boleh dibilang tidak ada yang tidak ngebul asapnya. Pernah sih saya melihat sekali saja ada metromini yang tidak mengeluarkan asap tebal. Cukup kagum saya dibuatnya waktu itu.

Cuma Sepersepuluh Warga Indonesia Paham SDA yang Diperbarui

Berdasasarkan studi yang dilakukan pada 350 warga Indonesia, cuma satu dari 10 orang yang memahami Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbarui. Padahal, tujuh dari 10 responden menyebut bahwa polusi udara sebagai kekhawatiran mereka soal lingkungan.
Pernyataan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh GE Energy. Studi ini juga menyebutkan bahwa lebih dari separuh responden memahami soal penyebab polusi udara. Hal tersebut terlihat dari kemampuan mereka mengidentifikasi hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, diesel dan gas sebagai salah satu dari tiga penyebab terbesar polusi udara.
Sayangnya, hanya kecil sekali pemahaman masyarakat soal solusi mitigasi polusi udara, penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui untuk pembangkit tenaga listrik misalnya. Hanya 1% responden yang mampu mengidentifikasi bahwa energi panas bumi sebagai suatu bentuk energi yang dapat diperbarui. Cukup memprihatinkan memang. Apalagi, panas bumi direncanakan sebagai sumber dari hampir separuh program pembangkit listrik Indonesia yang memiliki kapasitas 10 ribu Megawatt.
Selain itu, lebih dari separuh responden tidak mampu mengidentifikasi satu pun sumber energi yang dapat diperbarui dan sekitar 20% responden membuat kesalahan dengan menyebutkan minyak, bensin ataupun diesel sebagai energi yang dapat diperbarui. Di lain pihak, SDA yang dapat diperbarui paling ‘populer’ di benak responden adalah tenaga surya, tenaga arus air dan angin.
Nilai positif yang dapat diambil dari studi ini adalah tingginya pemahaman masyarakat bahwa energi yang dapat diperbarui mutlak diperlukan jika kita peduli pada lingkungan,” kata Country Executive GE Energy Indonesia, Widhyawan Prawiraatmadja. “Ini mengisyaratkan bahwa warga Indonesia pada dasarnya peduli terhadap lingkungan dan mendukung rencana peningkatan kelestarian lingkungan.”
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu konsumen energi terbesar di kawasan ASEAN dengan perkiraan permintaan energi naik 7% per tahun selama 10 tahun mendatang. Kecuali di sektor minyak, Indonesia mampu mencukupi kebutuhan internal terkait suplai energi. Sayangnya, kondisi ini bergantung pada SDA yang tidak dapat diperbarui. “Peningkatan penggunaan bahan bakar yang dapat diperbarui akan sangat penting jika Indonesia bertekad untuk melestarikan SDA bagi generasi mendatang.”
 

Rendah, Pemahaman WNI Terhadap Energi Terbarukan

 

Jakarta, E-online.- Pemahaman Warga Negara Indonesia (WNI) terhadap “energi terbarukan” sangat rendah. Survei membuktikan, tidak sampai 1 dari 10 orang yang dapat mengidentifikasi dengan akurat sumber daya alam terbarukan tanpa dibantu.  Padahal hasil survey GE Energy menyebutkan 7 dari 10 orang Indonesia mengangap “polusi udara” sebagai masalah lingkungan yang paling dikhawatirkan. Tiga ratus lima puluh responden dari berbagai sektor masyarakat yang diwawancarai, menampakkan perhatian besar soal uap gas beracun dari produk yang tak dapat terurai di lingkungan serta peningkatan penggunaan bahan kimia di sektor industri.  Kedua hal ini sama-sama berkontribusi terhadap polusi udara.
Survei  juga menunjukkan ada lebih dari separuh responden memiliki pemahaman yang cukup mengenai penyebab polusi udara.  Ini ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengidentifikasi “pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, diesel dan gas guna pembangkitan tenaga listrik” sebagai salah satu dari tiga penyebab terbesar polusi udara. Kendati demikian, pemahaman tentang solusi-solusi mitigasi polusi udara seperti penggunaan sumber daya alam terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik, masih sangat rendah. 
Tak sampai 1 dari 10 orang dapat mengidentifikasi dengan akurat sumber daya alam terbarukan tanpa dibantu.  Hanya 1 persen responden yang dapat mengidentifikasi energi panas bumi sebagai suatu bentuk energi terbarukan, walaupun panas bumi direncanakan sebagai sumber hampir separuh dari program pembangkit listrik Indonesia selanjutnya yang memiliki kapasitas 10.000 MW. Lebih dari separuh responden tak mampu mengidentifikasi satu pun sumber energi terbarukan, dan 1 dari 5 orang membuat kesalahan dengan menyebutkan minyak/bensin/diesel sebagai suatu bentuk energi terbarukan.  Sebagian yang lain juga membuat kesalahan serupa saat mengidentifikasi gas alam, batu bara dan nuklir sebagai sumber energi terbarukan kendati sifatnya yang jelas terbatas.
Di antara responden yang dapat dengan akurat menyebutkan sumber daya terbarukan, contoh yang paling banyak disebutkan adalah tenaga surya yang disebut oleh 1 dari 4 orang, diikuti dengan tenaga arus air (hidro) dan angin. “Hal positifnya adalah : saat contoh-contoh sumber energi terbarukan ditunjukkan kepada responden, serta manfaatnya yang tidak terbatas dijelaskan, 9 dari 10 orang menyatakan bahwa energi terbarukan mutlak diperlukan jika kita peduli terhadap lingkungan,” kata Widhyawan Prawiraatmadja, Country Executive dari GE Energy Indonesia. “Saya percaya bahwa hal ini mengisyaratkan bahwa warga Indonesia pada dasarnya sangat peduli terhadap lingkungan, dan akan mendukung rencana-rencana peningkatan kelestarian lingkungan; terutama jika rencana tersebut berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari dengan meningkatkan kualitas udara yang kita hirup,” tambahnya.
Saat ini, Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan sumber daya energi, sekaligus sebagai konsumen energi terbesar di kawasan ASEAN, dengan permintaan akan energi yang diproyeksikan meningkat 7% per tahunnya selama 10 tahun ke depan.  Menurut Widhyawan, “Kecuali di sektor minyak, Indonesia telah dapat mencukupi diri sendiri dalam soal suplai energi.  Tapi, kondisi ini bergantung kepada sumber energi yang tak terbarukan, dengan bahan bakar fosil sebesar hampir 70% dari total energi primer, dan 84% dari total bahan bakar pembangkit listrik.  Peningkatan penggunaan energi terbarukan akan bertambah krusial jika Indonesia bertekad untuk melestarikan sumber daya alamnya untuk generasi yang akan datang.” Di samping soal energi terbarukan, Widhyawan juga menegaskan pentingnya mengakses cadangan gas metana di lapisan batubara (Coal Bed Methane – CBM). 
Cadangan CBM Indonesia diperkirakan mencapai hampir tiga kali lipat cadangan gas alam2, dan dapat digunakan untuk meningkatkan usaha elektrifikasi kawasan pedesaan mengingat sebagian besar dari cadangan tersebut berada di lapisan batubara di daerah pedalaman.  Gas metana tersebut dilepaskan melalui aktivitas pertambangan dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik dengan biaya di bawah separuh dari biaya pembangkitan listrik dengan generator tenaga diesel.  Generator diesel saat ini memiliki porsi sebesar 40% dari kebutuhan negara ini.
“CBM tak hanya lebih murah dari diesel, namun juga menggunakan teknologi pembakaran yang lebih bersih untuk kepentingan pembangkitan listrik.  Penggantian diesel dengan CBM akan meningkatkan kualitas udara kita, yang pada akhirnya akan memberi manfaat bagi setiap warga Indonesia,” kata Widhyawan, Poling survei ini diselenggarakan oleh InsightAsia, suatu perusahaan riset mandiri se-Asia. Survei ini dirancang untuk mengukur kesadaran publik dan persepsi konsumer mengenai energi terbarukan. Secara total, survei dijalankan dengan 1420 responden di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. (witono)

Udara kotor akibat polusi meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan kurang berat badan.


VIVAnews - Para ibu hamil yang hidup dan beraktivitas di daerah perkotaan menghadapi ancaman melahirkan bayi kurang bulan atau lahir prematur. Menurut sebuah penelitian dari Universitas California, ibu hamil di perkotaan tiga kali lebih besar lebih cenderung melahirkan bayi prematur.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal
Environmental Health menunjukkan bahwa tingkat polusi tinggi adalah penyebab terbesar karena mengandung berbagai macam zat kimia seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), sebuah produk yang dihasilkan dari pembakaran bensin. Polutan ini menyebabkan kelahiran prematur meningkat sebanyak 30 persen.

Sedangkan amonium nitrat dari hasil pertanian dan industri meningkatkan ancaman prematur seperlima atau 21 persen. Dan, benzena, petrokimia, dan diesel menyebabkan peningkatan risiko 10 persen. "Polusi udara memengaruhi kelahiran prematur dan berat bayi yang rendah," ujar penulis penelitian Dr Beate Ritz seperti dikutip dari 
Daily Mail.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa PAH dari hasil pembakaran kendaraan banyak memberikan pengaruh negatif bagi keselamatan bayi yang belum lahir. "Peningkatan risiko akibat partikel amonium nitrat menunjukkan bahwa polutan sekunder juga memberikan dampak negatif," ia menambahkan.

Para peneliti melakukan penelitian terhadap 100 ribu kelahiran dalam radius lima kilometer dari stasiun pemantauan kualitas udara di negara bagian Los Angeles yang terkenal dengan tingkat polusi udara yang tinggi.

Mereka juga mencatat konsentrasi polutan lebih tinggi di musim dingin dibandingkan dengan musim panas. Serta, kota-kota pantai memiliki udara yang lebih bersih dibandingkan pedalaman.

PENYEBAB PEMANSAN GLOBAL

 Proses pembakaran di industri, salah satu penyebab global warming.

Matahari adalah sumber kehidupan bumi satu-satunya. Tanpa Matahari, kita sudah punah. Tapi kalau Matahari memancarkan panas yang lebih dari biasanya, kita juga akan terbakar dan kena radiasi. Jadi, sebaiknya yang bagaimana, ya?
Sinar matahari yang baik adalah yang seimbang, yang menyinari bumi sama dengan yang dilepas dari bumi. Bila jumlah panas yang masuk ke bumi dan dipantulkan kembali ke langit sama banyaknya, maka bumi tetap sehat dan layak buat manusia. Tapi bila panas yang dipancarkan ke bumi lebih banyak daripada yang dipantulkan kembali ke angkasa, maka suhu bumi akan panas. Inilah yang disebut pemanasan global atauglobal warming .
Banyak kerugian yang dirasakan manusia di masa kini dan masa akan datang akibat pemanasan global. Dalam puluhan tahun ke depan diperkirakan ketinggian air laut bertambah karena es di kutub mencair. Yang jelas, pemanasan global terjadi karena manusia melawan alam. Apa saja penyebab pemanasan global dan bagaimana cara mencegahnya? Kar to/Wahyu /XY-Kids!
Rumah Kaca
Rumah kaca atau green house sebenarnya adalah suatu bangunan tertutup yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca. Rumah kaca ini berfungsi untuk mengatur iklim mikro (iklim di dalam rumah kaca itu) sesuai dengan keinginan kita. Jadi seumpama di luar sedang musim dingin, maka di dalam rumah kaca ini bisa kita bikin hangat suhunya. Caranya dengan menahan panas dari sinar matahari yang masuk melalui dinding dan atap kaca tadi tetap berada di dalam rumah kaca. Makanya rumah kaca lebih banyak digunakan untuk pertanian di daerah yang punya empat musim.
Nah, prinsip yang mirip efek rumah kaca ini juga menyebakan terjadinya pemanasan global di bumi. Panas dari matahari yang masuk ke atmosfer bumi, tidak semuanya bisa dipantulkan kembali keluar atmosfer. Sebagian panas tersebut tetap tertahan di dalam atmosfer bumi. Penyebabnya adalah polusi besar-besaran gas CO2 . Gas CO2 yang berlebihan bisa menghambat keluarnya panas matahari yang dipantulkan Bumi.
Polusi gas CO2 ini paling besar berasal pembakaran bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini adalah bahan bakar yang terbentuk dari fosil tumbuhan atau hewan purba. Bahan bakar ini misalnya minyak bumi (yang kemudian jadi bensin dan solar) dan batu bara. Kemajuan teknologi industri dan kendaraan adalah penyumbang terbesar pembakaran bahan bakar fosil ini. Mobil, hingga saat ini, sebagian besar masih menggunakan bensin atau solar, sementara industri masih banyak yang memanfaatkan batu bara sebagai sumber tenaganya.
Jumlah Penduduk (populasi)
Luas tanah di bumi tidak bertambah, tapi jumlah penduduk semakin banyak. Akibatnya, lahan untuk tumbuhan dan pertanian semakin sedikit karena dipakai untuk tempat tinggal manusia. Selain itu, penduduk yang bertambah banyak juga membutuhkan air yang lebih banyak. Air yang seharusnya untuk irigasi tanaman dan tumbuhan berkurang karena dipakai manusia. Tanaman yang tidak mendapat pasokan air akhirnya menghasilkan panen yang semakin sedikit.
Industri
Negara industri atau yang disebut sebagai negara maju adalah yang paling bertanggung jawab terjadinya pemanasan global. Bagaimana tidak, negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa menyumbang 50 persen lebih penyebab pemanasan global. Yang paling buruk adalah industri mobil yang dulu pusatnya di Amerika. Kini industri besar-besaran tidak cuma di Amerika, tapi juga di negara yang sedang berkembang seperti China, India, dan Indonesia. Polusi dari industri hampir merata di seluruh di dunia.
Dimulai dari Hal Kecil
Puluhan tahun lagi pemanasan global semakin dahsyat. Kalau tidak dicegah dari sekarang, bukan tidak mungkin 50 tahun kemudian sebagian dari pulau-pulau di Indonesia akan hilang tenggelam. Soalnya, es di kutub akan mencari dengan meningkatnya suhu pemukaan bumi. Selain itu, manusia bisa kelaparan karena produksi makanan di dunia semakin sedikit. Adalah tanggung jawab semua orang untuk mencegah peningkatan pemanasan global.
Apa yang kita lakukan untuk membantu mencegah peningkatan pemanasan global? Bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya,
1.   Memakai listrik secukupnya, misalnya lampu dan AC kamar dimatikan saat tidak terpakai. Ini dilakukan agar mengurangi emisi CO2 (sebagian pembangkit tenaga listrik di Indonesia masih menggunakan tenaga diesel yang butuh solar atau tenaga uap yang butuh batu bara),
2.   Jangan mencemari air, misalnya jangan membuang kertas tisu ke toilet,
3.   Menggunakan air seperlunya, misalnya mandi dengan shower akan lebih hemat air daripada dengan gayung,
4.   Mencintai dan memelihara tumbuhan dan tanaman.

Awas, Polusi Udara Merupakan Bahaya Terbesar Bagi Lingkungan!



Tujuh dari sepuluh orang Indonesia menyebutkan polusi udara merupakan bahaya terbesar dalam lingkungan.
Hasil tersebut didapat berdasarkan wawancara tatap muka dengan 350 orang dari berbagai sektor masyarakat oleh GE Energy di Indonesia.
Dalam survei tersebut, ada perhatian besar soal uap gas beracun dari produk yang tak dapat terurai di lingkungan serta peningkatan penggunaan bahan kimia di sektor industri.
"Kedua hal ini sama-sama berkontribusi terhadap polusi udara," ujar Cognito Communications Counsellor GE Energy, Prie Maulidanti dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (3/6/2011).
Sementara itu hasil survei juga menunjukkan ada lebih dari separuh responden memiliki pemahaman yang cukup mengenai penyebab terhadap polusi udara. Ini ditunjukkan dengan kemampuan mereka mengidentifikasi.
“Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, diesel dan gas guna pembangkitan tenaga listrik, sebagai salah satu dari tiga penyebab terbesar polusi udara," jelasnya.
Kendati demikian, pemahaman tentang solusi-solusi mitigasi polusi udara seperti penggunaan sumber daya alam terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik, masih sangat rendah. Tak sampai satu dari 10 orang dapat mengidentifikasi dengan akurat sumber daya alam terbarukan tanpa dibantu.


Penghijauan di Pantai Selatan Tasikmalaya



KabarIndonesia - Kodim 0612 Tasikmalaya bersama ratusan warga, LSM, Polsek Cipatujah, ormas seperti  Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan KNPI, Kompepar, Dinas Kehutanan & Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya, anggota Pramuka, pegawai Kecamatan Cipatujah melakukan penghijauan  di kawasan Pantai Selatan Kabupaten Tasikmalaya, khususnya di Panyai Sindangkerta.

“Kawasan pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu lokasi yang termasuk dalam program  penanaman 1 miliar pohon yang dicanangkan pemerintah. Karena itu, Kodim 0612 berinisiatif  menjadikan sepanjang pantai selatan ini sebagai lokasi utama penghijauan di Kabupaten Tasikmalaya, khususnya wilayah Koramil Cipatujah,” Letkol Inf.Bahram, Dandim 0612 kepada wartawan, kemarin.

Kegiatan penanaman pohon tersebut selain untuk mengatasi dampak global warning, menurut Letkol Inf Bahram, juga menjaga agar kondisi pantai tidak mengalami abrasi. Bahkan, tanaman ini  ke depan bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat, baik dari produksi kayunya maupun dari buah, dan bio-dieselnya. ”Adapun jumlah tanaman yang bisa dikelola oleh anggota kami mencapai 53.325 pohon,” tuturnya.

Dandim menjelaskan, beberapa jenis tanaman untuk penghijauan kawasan pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya itu antara lain albasia, trembesi, manglid, jabon, hutaoulo, suren dan buah-buahan seperti rambutan, dan durian. Juga pihaknya saat ini mempunyai lahan khusus yang ditanami pohon albasia di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah seluas 2,5 hektar.

“Dalam beberapa tahun mendatang, pohon albasia yang kami tanam di lahan seluas 2,5 hektar itu sudah bisa dipanen dan diharapkan bisa membantu kesejahteraan anggota Koramil setempat. Langkah ini tak akan berhenti sampai di sini, karena sesuai perintah Danrem 062 Tarumanagara Pak Kol. Inf. Asrobudi SP, tiap-tiap Koramil juga melakukan penghijauan sendiri,” jelas Dandim 0612 Letkol Inf Bahram.(*)